Absen Tukang

Sudah sekitar dua minggu ini Albert punya hobi baru, yaitu mengabsen tukang-tukang jualan yang lewat di depan rumah kami, dan langsung lari ke jendela begitu dia dengar ada teriakan atau bunyi motor yang lewat. Kebetulan tampaknya Albert anak audio karena dia supersensitif sama bunyi-bunyian. Bahkan saat sedang asyik menyusu pun, Albert menyempatkan diri untuk duduk dan menirukan tukang yang kebetulan lewat, “Ooootak-otak!”.

Jadilah setiap kali ada bunyi tukang jualan lewat, Albert langsung lari ke jendela, bertanya, “Itu apa, Mama?” dan suka meniru-niru teriakan tukang jualan itu. Albert juga suka berjualan bakso, membuat bakso dari playdough-nya, lalu berkeliling rumah sambil mendorong kursi yang dipukulnya pakai sendok. Atau pura-pura jualan sate padang, dengan playdough bulat-bulat yang ditusukkan ke sumpit (ini adalah ide brilian gue saat memperkenalkan playdough, dan Albert rupanya sangat terkesan dengan ide ini).

Suatu sore, saat ada tukang gorengan mangkal di depan rumah kami, tentunya Albert langsung bertanya, “Itu apa, Mama?” Tadinya gue pengen menjawab “tukang gorengan” tapi dipikir-pikir kog bahasa Indonesianya kurang baku (halah, sindrom kebanyakan ngedit), jadilah gue bilang itu tukang bakwan, ealah, yang ada malahan gue dikoreksi, “Bukan, Mama, itu tukang gorengan.” Gubraks….

Untungnya sampai saat ini Albert menganggap tukang-tukang jualan itu lewat hanya untuk menghibur dirinya… hahaha… Karena memang kami tidak biasa jajan dan tidak membiasakan dia atau ART untuk jajan, jadilah Albert senang dengan tukang-tukang jualan itu sebatas hanya untuk ditiru-tiru. Akan lain ceritanya jika Albert lari ke jendela dan memanggil tukang-tukang jualan itu untuk membeli sesuatu… (moga-moga jangan sampai terjadi deh).

Leave a comment